HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN UNTUK M ENANGANI ANAK TUNANETRA
Masalah-masalah yang mungkin dihadapi keluarga dalam kaitannya dengan
anaknya yang tunanetra muncul akibat ketidaktahuan keluarga tentang cara
memperlakukan anak itu sebagaimana mestinya. Berikut ini adalah
perlakuan yang seharusnya diberikan kepada anak tunanetra. Advis ini
disusun oleh Rafalowski (1993).
1) Yang terpenting untuk
diingat tentang anak anda yang tunanetra adalah bahwa pertama-tama dia
adalah anak. Dia mempunyai keinginan dan kebutuhan yang sama sebagaimana
anak pada umumnya.
2) Anak anda mengalami masalah penglihatan
tetapi ini tidak berarti bahwa dia juga mengalami keterbelakangan
mental. Pada awalnya anak anda mungkin melakukan kegiatan tertentu
seperti duduk atau berjalan lebih lambat daripada anak awas. Ini karena
kehilangan penglihatannya mengakibatkan dia berkesulitan belajar
kegiatan-kegiatan ini dengan cara yang biasa. Anak tunanetra perlu
ekstra waktu, bantuan, dan latihan. Dengan bantuan tambahan ini, anak
anda dapat belajar melakukan sebagian besar kegiatan yang sama dengan
yang dilakukan oleh anak awas.
3) Anak anda mungkin masih dapat
melihat sesuatu. Sebagian besar orang tunanetra tidak buta total tetapi
masih dapat melihat sedikit. Dia mungkin dapat melihat benda-benda
tertentu bila sangat dekat ke wajahnya, bila cahaya tepat, atau bila
benda itu berwarna cerah.
4) Anak anda akan menggunakan indera-inderanya yang lain untuk belajar tentang dunia sekitarnya.
- Dengan perabaan dia dapat belajar mengenali benda-benda yang ada di dalam rumah.
- Melalui pendengaran dia dapat belajar mengenali orang dari suaranya atau benda-benda dari bunyinya.
-
Melalui penciuman dia dapat belajar mengenali berbagai macam
makanan dan tempat, seperti took roti, took obat, perpustakaan, dsb.
- Melalui pengecap dia dapat belajar mengenali bermacam-macam makanan.
5)
Anak anda mungkin menggunakan mulut dan lidahnya untuk “merasakan”
benda-benda untuk belajar tentang ukurannya, bentuknya, teksturnya atau
suhunya. Ini tidak apa-apa selama benda itu bersih dan cukup besar
sehingga tidak akan tertelan. Kalau dia sudah punya gigi, dia seharusnya
berhenti menggunakan mulut dan lidah untuk bereksplorasi, dan akan
menggunakan tangan dan perabaannya.
6) Berbicaralah kepada anak
anda. Anda perlu menceritakan tentang barang-barang yang tidak dapat
dilihatnya. Jelaskan kepadanya apa yang sedang terjadi di sekelilingnya.
Jelaskan apa yang sedang anda kerjakan, ke mana anda sedang pergi, dan
apa yang sedang dia raba, dengar, cium, atau cicip.
7) Beri
arahan yang jelas kepada anak anda dan jangan menunjuk. Anda harus
spesifik! Misalnya, anda jangan mengatakan "Buah itu ada di sebelah
sana", melainkan sebaiknya anda berkata, "Buah ada di atas meja dekat
jendela di belakangmu."
8) Bawalah anak jika anda bepergian, dan ceritakan kepadanya kejadian atau keadaan di tempat-tempat yang anda kunjungi.
9)
Bimbinglah tangan anak anda untuk meraba berbagai macam benda.
Bimbinglah dia untuk meraba permukaan atau tekstur benda-benda,
mengamati bentuk dan besarnya, dan mengeksplorasi bagian-bagiannya dan
fungsinya. Lakukan hal ini dengan meletakkan tangan anda di atas
tangannya sementara dia meraba benda-benda itu.
10) Bantu anak anda
mengetahui di mana barang-barang disimpan dan mengembalikan
barang-barang itu ke tempatnya semula sesudah dia menggunakannya.
11)
Bila anda menunjukkan cara melakukan sesuatu yang baru kepada anak
anda, berdirilah, duduk atau berlutut di belakangnya, dan letakkan
tangan anda di atas tangannya untuk membimbingnya melakukan pekerjaan
itu. Dengan cara ini akan lebih mudah baginya menirukan gerakan-gerakan
anda karena dia dapat merasakan gerakan tubuh anda.
12) Bantulah anak
anda mengembangkan postur yang baik. Anak tunanetra tidak dapat melihat
postur orang lain yang baik untuk menirunya.
13) Bantu anak anda
mengembangkan kebiasaan menghadapkan wajahnya kepada orang yang sedang
berbicara kepadanya. Anak tunanetra mungkin tidak terdorong untuk
melakukan hal ini dan tidak menyadari pentingnya hal tersebut.
14)
Biarkan anak anda mengalami sebanyak mungkin. Anak anda belajar banyak
dari apa yang anda ceritakan, tetapi dia akan belajar lebih banyak lagi
jika dia dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang sedang berlangsung
atau meraba apa yang anda gambarkan.
15) Jangan mengasihani atau
memanjakan anak anda. Belas kasihan dapat mengembangkan rasa tidak
percaya diri, dan memanjakannya dapat membentuknya menjadi orang yang
egois dan berketergantungan. Perlakukanlah dia sebagaimana anda
memperlakukan anak-anak lain.
16) Biarkan anak anda berpartisipasi
penuh dalam kegiatan keluarga. Biarkan anak anda membantu dalam kegiatan
rumah tangga sehari-hari sebagaimana anak yang awas. Karena dia tidak
dapat meniru secara visual, anda perlu mengajarinya secara tactual.
Dengan demikian anak anda akan benar-benar merasa sebagai bagian dari
keluarga dan tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab, percaya
diri, dan mandiri.
17) Sebagaimana halnya semua anak lain, anak anda juga perlu teman bermain. Jangan membatasi teman bergaulnya.
18) Anak anda harus aktif agar dapat belajar dengan baik. Anda tidak boleh overprotektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar