Selasa, 20 November 2012

TERAPI BUAT ANAK TUNA NETRA

 HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN UNTUK M ENANGANI ANAK TUNANETRA

Masalah-masalah yang mungkin dihadapi keluarga dalam kaitannya dengan anaknya yang tunanetra muncul akibat ketidaktahuan keluarga tentang cara memperlakukan anak itu sebagaimana mestinya. Berikut ini adalah perlakuan yang seharusnya diberikan kepada anak tunanetra. Advis ini disusun oleh Rafalowski (1993).

1) Yang terpenting untuk diingat tentang anak anda yang tunanetra adalah bahwa pertama-tama dia adalah anak. Dia mempunyai keinginan dan kebutuhan yang sama sebagaimana anak pada umumnya.
2) Anak anda mengalami masalah penglihatan tetapi ini tidak berarti bahwa dia juga mengalami keterbelakangan mental. Pada awalnya anak anda mungkin melakukan kegiatan tertentu seperti duduk atau berjalan lebih lambat daripada anak awas. Ini karena kehilangan penglihatannya mengakibatkan dia berkesulitan belajar kegiatan-kegiatan ini dengan cara yang biasa. Anak tunanetra perlu ekstra waktu, bantuan, dan latihan. Dengan bantuan tambahan ini, anak anda dapat belajar melakukan sebagian besar kegiatan yang sama dengan yang dilakukan oleh anak awas.
3) Anak anda mungkin masih dapat melihat sesuatu. Sebagian besar orang tunanetra tidak buta total tetapi masih dapat melihat sedikit. Dia mungkin dapat melihat benda-benda tertentu bila sangat dekat ke wajahnya, bila cahaya tepat, atau bila benda itu berwarna cerah.
4) Anak anda akan menggunakan indera-inderanya yang lain untuk belajar tentang dunia sekitarnya.
- Dengan perabaan dia dapat belajar mengenali benda-benda yang ada di dalam rumah.
- Melalui pendengaran dia dapat belajar mengenali orang dari suaranya atau benda-benda dari bunyinya.
- Melalui penciuman dia dapat belajar mengenali berbagai macam makanan dan tempat, seperti took roti, took obat, perpustakaan, dsb.
- Melalui pengecap dia dapat belajar mengenali bermacam-macam makanan.
5) Anak anda mungkin menggunakan mulut dan lidahnya untuk “merasakan” benda-benda untuk belajar tentang ukurannya, bentuknya, teksturnya atau suhunya. Ini tidak apa-apa selama benda itu bersih dan cukup besar sehingga tidak akan tertelan. Kalau dia sudah punya gigi, dia seharusnya berhenti menggunakan mulut dan lidah untuk bereksplorasi, dan akan menggunakan tangan dan perabaannya.
6) Berbicaralah kepada anak anda. Anda perlu menceritakan tentang barang-barang yang tidak dapat dilihatnya. Jelaskan kepadanya apa yang sedang terjadi di sekelilingnya. Jelaskan apa yang sedang anda kerjakan, ke mana anda sedang pergi, dan apa yang sedang dia raba, dengar, cium, atau cicip.
7) Beri arahan yang jelas kepada anak anda dan jangan menunjuk. Anda harus spesifik! Misalnya, anda jangan mengatakan "Buah itu ada di sebelah sana", melainkan sebaiknya anda berkata, "Buah ada di atas meja dekat jendela di belakangmu."
8) Bawalah anak jika anda bepergian, dan ceritakan kepadanya kejadian atau keadaan di tempat-tempat yang anda kunjungi.
9) Bimbinglah tangan anak anda untuk meraba berbagai macam benda. Bimbinglah dia untuk meraba permukaan atau tekstur benda-benda, mengamati bentuk dan besarnya, dan mengeksplorasi bagian-bagiannya dan fungsinya. Lakukan hal ini dengan meletakkan tangan anda di atas tangannya sementara dia meraba benda-benda itu.
10) Bantu anak anda mengetahui di mana barang-barang disimpan dan mengembalikan barang-barang itu ke tempatnya semula sesudah dia menggunakannya.
11) Bila anda menunjukkan cara melakukan sesuatu yang baru kepada anak anda, berdirilah, duduk atau berlutut di belakangnya, dan letakkan tangan anda di atas tangannya untuk membimbingnya melakukan pekerjaan itu. Dengan cara ini akan lebih mudah baginya menirukan gerakan-gerakan anda karena dia dapat merasakan gerakan tubuh anda.
12) Bantulah anak anda mengembangkan postur yang baik. Anak tunanetra tidak dapat melihat postur orang lain yang baik untuk menirunya.
13) Bantu anak anda mengembangkan kebiasaan menghadapkan wajahnya kepada orang yang sedang berbicara kepadanya. Anak tunanetra mungkin tidak terdorong untuk melakukan hal ini dan tidak menyadari pentingnya hal tersebut.
14) Biarkan anak anda mengalami sebanyak mungkin. Anak anda belajar banyak dari apa yang anda ceritakan, tetapi dia akan belajar lebih banyak lagi jika dia dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang sedang berlangsung atau meraba apa yang anda gambarkan.
15) Jangan mengasihani atau memanjakan anak anda. Belas kasihan dapat mengembangkan rasa tidak percaya diri, dan memanjakannya dapat membentuknya menjadi orang yang egois dan berketergantungan. Perlakukanlah dia sebagaimana anda memperlakukan anak-anak lain.
16) Biarkan anak anda berpartisipasi penuh dalam kegiatan keluarga. Biarkan anak anda membantu dalam kegiatan rumah tangga sehari-hari sebagaimana anak yang awas. Karena dia tidak dapat meniru secara visual, anda perlu mengajarinya secara tactual. Dengan demikian anak anda akan benar-benar merasa sebagai bagian dari keluarga dan tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab, percaya diri, dan mandiri.
17) Sebagaimana halnya semua anak lain, anak anda juga perlu teman bermain. Jangan membatasi teman bergaulnya.
18) Anak anda harus aktif agar dapat belajar dengan baik. Anda tidak boleh overprotektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar